Pages

Thursday, 10 April 2014

dunia lele

Harga Pakan Ikan CProteinaprima 781 (KP32%) sekarang sdh +/- 9200/kg, sementara harga Konsentrat CPokphand 152 (KP40%) 8700/kg . 
Ada pembudidaya disini yg meracik pakan sendiri dgn pakan tsb krn pertumbuhan lbh cepat dan lebih irit biaya pakan.

Komposisi: Dedak 10%, Jagung 10%, CP152 35%, AmpasTahu 40%, BungkilKelapa 5%, Mineral, Premix, Probiotik dan Herbal.
- Kadar Protein : 27,5%
- Harga Rp. 5300/kg
- Pakan Fermentasi

Perhitungan KP 27,5% (sebelum fermentasi), perkiraan setelah fermentasi KP +/- 30%, serat kasar dari dedak dan ampas tahu turun. 
Pemberian pakan masih dikomposisi dengan pakan pabrikan 
781 (50%) dan Pakan Olahan (50%).

Dengan harga pakan yang murah tersebut, maka pemberiaan feed additive untuk menggenjot pertumbuhan : vitamin, asam amino, probiotik, herbal, hormon, enzim wajib diberikan untuk menutupi kekurang sempurnaan pakan olahan sendiri.

Banyak bahan yang mudah didapat tanpa harus repot (bagi yang sibuk bekerja), bahan tersebut bisa didapatkan dengan mudah di toko pakan ternak terdekat, kalau tidak ada yang terdekat bisa dicari dari toko yang terjauh, karena toko material kemungkinan tidak menyiapkan bahan2 tersebut. 

PROHERBAL PLUS MB-02
Kandungan : Probiotik, Herbal, Vitamin, Enzim, dan Mineral

MANFAAT :
- mencegah dan mengobati penyakit akibat serangan bakteri Aeromonas (borok atau cacar kulit)
- mencegah dan mengobati penyakit akibat parasit cacing Trichodina (bintik putih atau white spot, kumis buntung)
- mencegah dan mengobati penyakit akibat parasit Ichtyopthyrius multifiliis (ekor putih, kumis buntung)
- meningkatkan kekebalan tubuh (immunostimulan) dan mengatasi stress
- melengkapi kebutuhan vitamin A, C, mineral, serta enzim-enzim

BAHAN-BAHAN :
a. Temulawak 300 gram
b. Kunyit 300 gram 
c. Daun Jambu biji 12 gram
d. Mengkudu 100 gram
e. Bawang Putih 75 gram
f. Daun Pepaya 600 gram
g. Nanas 1 buah 
h. Gula Merah 2 kg
i. EM4 Pertanian 500 ml
j. Jerigen kapasitas 30 liter
k. Uang secukupnya

CARA PEMBUATAN :
1. Cairkan (masak) gula merah 2 kg dengan 3 liter air, biarkan sampai benar-benar dingin
2. Campurkan larutan gula dengan 500 ml EM4 dan biarkan.
3. Giling Halus semua bahan (a-g), masukkan ke ember, masukkan 10 liter air sumur, lalu hasil perasan masukkan ke jerigen, sisa perasan/ampas (perasan kedua) ulangi lagi dengan perlakuan yg sama, ampas (perasan ketiga) tambahkan 5 liter air.
4. Hasil perasan masukkan ke Jerigen kapasitas 30 liter, dan masukkan juga campuran No. 2
5. Tutup rapat (fermentasi anaerob)

CARA PENGGUNAAN : 
- dicampur ke pakan sebanyak 10-20 ml/kg pakan diberikan sore hari
- perendaman ikan sakit 1 liter + 5 liter air (belum pernah diuji - silahkan diuji)
- untuk pengobatan yang lebih maksimal dapat menggunakan antibiotik kimia secara bersamaan dengan ProHerbal Plus MB-02

TEKNIK PENGOBATAN PENYAKIT IKAN LELE DAN AIR TAWAR

PENGOBATAN IKAN BERSPEKTRUM "BOM NUKLIR"
Pengobatan pada ikan yang sakit tidak akan berarti jika tidak dilakukan dengan analisa yang tepat. Penggunaan obat-obatan kimia dan herbal pun tidak akan bisa menyembuhkan penyakit ikan karena tidak tepatnya antibiotik (kimia/alami) yang digunakan.

Berikut langkah-langkah yang tepat dalam mengobati ikan lele dan ikan air tawar lainnya :
1. Lihat tanda-tanda fisik dan tingkah laku ikan seperti apa?
2. Diagnosis penyakit ikan disebabkan oleh mikroorganisme patogen apa?
3. Diagnosis penyakit ikan premier dan sekunder.
4. Penyebaran penyakit dapat ditularkan melalui apa?
5. Tentukan obat kimia atau herbal yang dapat membasmi mikroorganisme patogen penyebab penyakit.
6. Tentukan obat kimia atau herbal yang dapat membasmi penyebaran penyakit.
7. Lakukan tindakan pemulihan ikan.

Berikut tanda-tanda fisik dan tingkah laku ikan serta diagnosis penyakit ikan (Afrianto dan Liviawaty, 1992) :
a. Kelainan pada tulang belakang ikan, scoliosis atau lordosis.
Diagnosis : Keturunan, Myxosoma cerebralis, infeksi bakteri atau virus, kekurangan vitamin
b. Kelainan pada rahang atas atau bawah.
Diagnosis : Myxosoma cerebralis, kelainan kelenjar thyroid
c. Rontok sirip.
Diagnosis : Infeksi bakteri Flexibacter sp., parasit Costin sp., sifat air terlalu basa, parasit Gyrodactylus sp.
d. Perut gelembung (dropsy).
Diagnosis : Bacterial hemmorrhagic septicaemia (BHS), Viral hemmorrhagic septicaemia.
e. Ikan menjadi kurus.
Diagnosis : Tuberculosis, penyakit cacing, penyakit Octomitus sp.
f. Sisik kasar.
Diagnosis : Infeksi bakteri, air terlalu asam.
g. Mata menonjol.
Diagnosis : Tuberculosis, infeksi cacing, infeksi virus.
h. Mata masuk ke dalam.
Diagnosis : Infeksi bakteri, infeksi Trypanoplasma (Cryptobia).
i. Serabut seperti kapas pada kulit.
Diagnosis : Penyakit jamur Saprolegnia sp.
j. Pendarahan (hemmorhage).
Diagnosis : Sengatan Argulus sp., infeksi bakteri, infeksi Trichodina sp., gigitan lintah.
k. Kulit terasa kasar dan bintik hitam.
Diagnosis : Ichthyosporidium
l. Insang pucat (anemia)
Diagnosis : Infeksi bakteri, infeksi virus.
m. Insang rontok.
Diagnosis : Bakteri Flexibacter sp., Myxobacteria, parasit Dactylogyrus sp.
n. Bintik-bintik putih kemerahan pada insang.
Diagnosis : Myxobalus sp.
o. Frekuensi pernafasan bertambah.
Diagnosis : Myxobacteria sp., Flexibacter sp., Parasit Dactylogyrus sp.
p. Bintik-bintik putih pada kulit.
Diagnosis : Ichthyopthirius sp.
q. Luka pada daging.
Diagnosis : Ichthyosporidium, Tuberculosis, Bacterial septicaemia, Flexibacter columnaris.
r. Bintil berwarna putih pada hati, limpa, jantung dan otak.
Diagnosis : Ichthyosporidium.
s. Bintil bernarna putih pada hati dan jantung.
Diagnosis : Sporozoasis, Tuberculosis.
t. Hati berwarna coklat kekuning-kuningan.
Diagnosis : Infeksi bakteri.
u. Pendarahan dan bengkak pada anus.
Diagnosis : Infeksi bakteri, infeksi virus, Octomitus.
v. Pembengkakan dan pendarahan pada gelembung renang.
Diagnosis : Infeksi bakteri.
w. Tonjolan seperti bunga kol pada rahang.
Diagnosis : Infeksi virus.
x. Tonjolan kecil di daerah sirip.
Diagnosis : Infeksi virus.
y. Tutup insang selalu terbuka.
Diagnosis : Myxobacteria, Columnaris, parasit Dactylogyrus sp.

Diagnosis penyakit ikan primer dan sekunder
Penentuan penyebab penyakit primer sangat penting dilakukan untuk menentukan sumber utama penyebab penyakit pada ikan. Pengobatan akan sia-sia jika tidak menemukan penyebab utama. Misalkan tanda-tanda fisik ikan berjamur, maka umumnya yang dilakukan adalah pembasmian penyebab penyakit tersebut (jamur), padahal bisa jadi jamur tersebut tumbuh akibat adanya luka atau borok yang disebabkan oleh bakteri (penyebab primer).

Penyebaran atau Penularan Penyakit Ikan
Setelah diagnosis penyakit selesai dilakukan, maka perlu juga memperhitungkan penyebaran penyakit agar setelah pengobatan ikan dapat sembuh total karena penyebaran penyakit sudah dihentikan. Tanpa memperhitungkan penyebaran penyakit maka ikan akan sembuh dan sakit kembali karena mikroorganisme patogen penyebab penyakit dapat juga hidup di luar tubuh ikan.
Sistem pengobatan "BOM NUKLIR" sudah pernah dibahas dalam beberapa grup diskusi untuk membasmi habis seluruh mikroorganisme patogen sehingga pengobatan pun dapat berlangsung cepat, dan tuntas.
Secara garis besar, cara penyebaran dan penularan penyakit antara lain dapat : melalui air, melalui ikan, melalui pakan, melalui kontak langsung, kontruksi wadah budidaya, melalui peralatan, melalui hama.

Menentukan Pengobatan yang Tepat
Pengobatan harus TUNTAS ! Membasmi penyebab utama penyakit (primer) dan penyebab penyakit ikutan (sekunder) serta potensi penyebaran penyakit mutlak dilakukan.
Jika penyebabnya bakteri maka berikan antibiotik yang dapat membasmi bakteri dan cegah penyebarannya dengan sterilisasi penyebab penyebaran atau penularan penyakit ikan.
Penggunaan antibiotik (kimia atau alami) harus mempelajari secara detail apakah antibiotik tersebut mampu membunuh penyebab penyakit pada ikan? Khususnya jika ingin menggunakan antibiotik alami (herbal).
Misalnya : hasil diagnosis penyakit bintik putih disebabkan oleh parasit Ichtyopthirius m. lalu diberikan obat herbal selada yang bisa membasmi bakteri Aeromonas h. tentu saja ikan tidak akan sembuh karena penggunaan obat herbal yang kurang tepat. Belum lagi penyebaran atau penularan penyakit tidak dihentikan maka penyakit akan hidup berpindah-pindah dari satu ikan ke ikan lainnya bahkan bisa mencapai ke seluruh ikan.

Lakukan Pemulihan Ikan yang Sembuh
Ikan yang baru sembuh tentu saja memiliki daya tahan tubuh yang rendah, perawatan khusus perlu diberikan dengan pemberian feed additive (imbuhan pakan) berupa probiotik, herbal, vitamin, dan pakan yang sesuai nutrisi dan kebutuhan ikan.

Teknik Pengobatan Ikan dengan "BOM NUKLIR"
Istilah bom nuklir digunakan agar pembudidaya dapat memahami efek dan daya basmi penyakit ikan menyeluruh baik pada tubuh ikan yang disebabkan oleh penyakit premier, sekunder maupun potensi penyebaran penyakit.

Langkah-langkah pengobatan ikan sebagai berikut :
1. Pemberian Pupuk Organik Kolam MB-03 (specific bacteria) bertujuan untuk memberikan kesegaran pada air kolam serta memperbaiki kualitas air setelah proses pergantian air dilakukan. Tindakan ini dilakukan sebagai langkah pertama jika ikan mengalami gejala awal penyakit seperti menggantung, nafsu makan turun, dan kualitas air buruk.

2. Pemberian ProHerbal Plus MB-02 (specific bacteria with herbal) merupakan obat herbal berspektrum luas dengan manfaat sebagai berikut : mencegah dan mengobati penyakit akibat serangan bakteri Aeromonas (borok atau cacar kulit), mencegah dan mengobati penyakit akibat parasit cacing Trichodina (bintik putih atau white spot, kumis buntung), mencegah dan mengobati penyakit akibat parasit Ichtyopthyrius multifiliis (ekor putih, kumis buntung), meningkatkan kekebalan tubuh (immunostimulan) dan mengatasi stress, melengkapi kebutuhan vitamin A, C, mineral, serta enzim-enzim. Agar daya kerja maksimal dapat dicapai maka penggunaan antibiotik kimia secara bersamaan dapat dilakukan. Sinergi antibiotik kimia dan antibiotik alami (herbal) akan memberikan efek ganda pada proses pembasmian mikroorganisme patogen serta menjadi antibiotik gabungang berspektrum "bom nuklir". Pemberian dilakukan melalui pakan agar kualitas air dapat dijaga dan ekosistem probiotik juga dapat terjaga. Sedangkan penyiraman ke air kolam pun juga bisa dilakukan karena produk tersebut mengandung herbal yang dapat membasmi mikroorganisme patogen di air namum tidak akan membunuh bakteri positif (probiotik) pada ekosistem air kolam.

3. Desinfeksi atau sterilisasi air merupakan tindakan terakhir bila efek pemberian POK MB-03 masih dirasa kurang. Dengan aplikasi sterilisasi air maka ekosistem probiotik (bakteri positif) juga akan musnah dan perlu ditumbuhkan kembali dengan pemberian POK MB-03. Desinfeksi ini berdaya ledak tinggi karena mikroorganisme patogen seperti virus, bakteri, jamur, parasit, kutu, serta tumbuhan pengganggu lainnya akan musnah, dan akhirnya kolam pun steril.
Sementara pengobatan dengan antibiotik berpektrum "bom nuklir" tetap dilanjutkan sesuai petunjuk yang diberikan.

4. Selama masa pengobatan dan penyembuhan maka diperlukan asupan vitamin C atau multivitamin agar proses penyembuhan berlangsung cepat dan sistem organ tubuh dapat kembali bekerja sesuai fungsinya. Pemberian vitamin juga berfungsi untuk menanggulangi stress berat akibat sakit yang diderita, proses pengobatan seperti pergantian air, karantina atau perendaman ikan, perubahan ekosistem air, dan hal-hal lainnya.

Selamat mengobati ikan, LEBIH CEPAT - LEBIH BAIK
Salam Sukses,
Apoteker Maju Bersama Poultry Shop

1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla

Gejala: lele yang terkena bakteri ini: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air.

Pencegahan: lingkungan harus tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik.

Pengobatan: melalui makanan antara lain pakan dicampur Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari.


2. Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum

Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.

Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.

Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5-7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari.


3. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.

Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.

Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas.

Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama 15 menit.


4. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis)

Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.

Gejala:

1 ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;

2 terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang;

3 ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.

Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.

Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari


5. Penyakit cacing Trematoda

Biasanya penyakit yang Menyerang dalam budidaya lele sangkuriang di koam terpal adalah

Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.

Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.

Pengendalian:

1 direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit;

2 Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;

3 menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30 menit;

4 memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit;

5 dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit.


6 Parasit Hirudinae

Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.

Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.

Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.


Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :

Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.


Trik sederhana menyeimbangkan PH air untuk kolam di kala musim penghujan:

a. Buat fermentasi kohe ayam dengan Roter, lebih lama lebih bagus, simpan untuk stock.

b. Untuk ukuran 1m2 taburkan sebanyak 5 kg setiap 7-10 hari sekali.


c. Insyaallah PH kembali stabil dan Ikan ga sampe kena blooming

d. dosis ini untuk kondisi hujan terus menerus tiap hari, jika hujannya jarang maka cukup 1m2 1 kg

Herbal Untuk Mengompos Air dengan Teknik Organik
Oleh Taopik Ridwan pada 24 Januari 2014 pukul 14:25
Bahan-bahan
5 Liter Air Bersih
10 Lembar Daun Pepaya Jantan
10 Lembar Daun Sirih
10 Lembar Daun Ketapang
10 Lembar Daun Jawer Kotok
1 Kilogram Arang kayu
1 Kilogram Kotoran Kambing, disarankan kotoran kambing basah atau becek karena bercampur dengan air kencing (Jangan yang bulat-bulat).

Cara pembuatan ramuan herbal lele ini cukup mudah, rendam saja bahan-bahan tersebut di atas menjadi satu pada wadah khusus, misalnya ember, lalu biarkan atau diendapkan selama dua minggu. Setelah itu ramuan herbal lele ini bisa digunakan.

Adapun cara penggunaan ramuan herbal lele tersebut :
Campurkan 4 (empat) tutup botol aqua (+ 20cc) cairan herbal lele dengan 5 (lima) liter air, tambahkan dengan 2 (dua) sendok garam dapur. Setelah tercampur sempurna, ramuan herbal lele tersebut bisa segera diaplikasikan pada kolam lele berukuran 10 m persegi.

Caranya, ramuan herbal lele disebar merata pada permukaan air kolam. Jika anda memiliki kolam dengan ukuran lebih besar, tinggal disesuaikan saja dosis penggunaannya. Pemberian ramuan herbal lele ini biasanya diberikan pada awal persiapan air kolam pada segmen pembesaran atau untuk kolam indukan. Waktu pemberiannya bersamaan dengan proses pengomposan


SISTEM AIR MERAH
Oleh Aliimron Thuinsuka pada 23 Januari 2014 pukul 15:43

Achmad Jauhari Arie
Open Your Mind about : "RED WATER SYSTEM (RWS)"

Red Water System menjadi salah satu cara baru dalam kegiatan budidaya ikan lele di Indonesia dengan memanfaatkan bakteri Lactobacillus dan bakteri Sakaromises dalam proses pembesaran benih ikan lele tanpa ganti air kolam hingga panen dengan cara fermentasi Yakult, Ragi Tape dan Molasses (Tetes Tebu / Gula Jawa / GulaMerah).

Jika selama ini para pembudidaya lele sangat khawatir dengan tumpukan kotoran ikan dan sisa pakan yang mengendap di dasar kolamnya dapat mengganggu kesehatan ikan. Namun dalam Red Water System ini kotoran-kotoran ikan itu justru menjadi kebutuhan makanan bagi bakteri Lactobacillus dan Saccharomyces yang akan diserap sebagai pakan utamanya.

Saccharomyces sendiri memang bukan bakteri, tapi sejenis ragi/yeast yang tujuannya memberikan Lactobacillus dan yeast ke dalam kolam untuk memberikan asam organik yang akan merangsang tumbuhnya bakteri ungu/purple non sulfur.

Agar tidak terjadi booming kotoran ikan yang tak terserap semua oleh kedua bakteri itu, maka penting untuk menempatkan Arang dipinggir-pinggir dinding kolam sebanyak 1 Kg/m3 (bukan dibagian dasar kolam) yang berfungsi untuk menyerap sisa kotoran ikan yang tak dimakan oleh bakteri Lactobacillus di dalam air kolam lele.

Kolam Red Water System hanya ideal untuk penebaran benih ikan lele dalam jumlah 300 ekor/m3 (tanpa aerasi) dan 500 ekor/m3 (dengan bantuan aerasi) tanpa perlu ganti air hingga panen. Sistem ini sangat cocok bagi Anda yang terlalu sibuk dengan kegiatan lain ataupun yang malas berurusan dengan sedot-menyedot kotoran ikan lele di dasar kolam.

PROSES APLIKASI RED WATER SYSTEM (RWS) :

1. Bahan-Bahan :

a. Air Bersih = 18 liter.
b. Yakult = 4 botol.
c. Ragi Tape = 2 butir
d. Molasses (Tetes Tebu / Gula Jawa / Gula Merah) = 1 liter.
e. Air Kelapa Murni (dari 1 butir buah kelapa yang sudah tua)
e. Jerigen 20 liter = 1 unit

2. Cara Mengolah Bahan :

Masukkan air bersih 18 liter ke dalam Jerigen bersih, kemudian tuangkan 4 botol Yakult, 1 liter Molasses, 2 butir Ragi Tape (yg sudah di tumbuk halus) dan Air Kelapa Murni ke dalam Jeringen yang telah berisi air bersih. Kocok jerigen selama 1-2menit agar semua bahan2 terlarut merata.

Simpan jerigen beserta bahan-bahan tersebut selama 6-7 hari agar terjadi proses fermentasi dengan sempurna yang akan di tandai dengan cairan di dalam jerigen berubah warna menjadi coklat dan berbau alkohol.

3. Cara Aplikasi Bahan Pada Kolam Ikan Lele :

Kolam yang telah berisi air bersih bebas kandungan logam berat beserta benih ikan lele diberi tetesan Fermentasi Yakult, Molasses, Ragi dan Air Kelapa yang sudah jadi di jerigen setiap hari secara merata ke seluruh permukaan kolam sebanyak :

Setiap 1 m3 (meter kubik) kolam, di teteskan 100 ml bahan fermentasi tersebut atau setara dengan 1/2 gelas Aqua.

Sisa bahan fermentasi tetap di simpan di dalam jerigen untuk digunakan lagi pada hari-hari berikutnya. Dan lakukan penetesan bahan fermentasi itu setiap hari dengan jarak waktu 24 jam.

Letakkan Arang dipinggir-pinggir dinding kolam sebanyak 1 Kg/m3 (bukan dibagian dasar kolam) yang berfungsi untuk menyerap sisa kotoran ikan yang tak dimakan oleh bakteri Lactobacillus di dalam air kolam lele.

Akibat penetesan bahan fermentasi diatas setiap hari, maka dari hari ke hari air kolam akan berubah warna perlahan-lahan dari warna Hijau, Coklat hingga menjadi warna Merah muda.

Anda jangan panik dengan air menjadi berwarna Merah, karena sesungguhnya air kolam seperti itu dalam keadaan sangat sehat bagi ikan dan sangat minim kotoran ikan karena telah di makan oleh bakteri Lactobacillus dan juga diserap oleh Arang yang di letakkan di dasar kolam.

Disarankan untuk memasang 2 titik selang aerasi udara, yang bertujuan untuk mengaduk bakteri Lactobacillus yang mengendap di dasar kolam agar dapat terus berada merata di semua area kolam.

4. Pemberian Pakan Ikan Lele :

Pemberian pakan pelet pada ikan lele disarankan untuk dibibis dulu dengan air hangat dan di angin-anginkan sebelum ditebar ke kolam. Pelet yang kurang lembut sering menjadi penyebab perut ikan kembung dan luka pada usus yang akhirnya menimbulkan kematian pada benih.

Kasus perut kembung pada benih lele sering juga terjadi saat peralihan pelet misalnya dari FF 999 menuju ke 781 (-1) dan seterusnya.

Pemberian pakan / pelet pada sistem ini tidak diperlukan lagi Probiotik, karena hasil fermentasi bahan-bahan Red Water System (RWS) ini juga adalah Probiotik. []

---

Info Tambahan Tentang RED WATER SYSTEM Dari Prof. Ibnu Sahidhir, :

1. Atasi sumber air sumur / sumur bor dari kandungan logam berat seperti, zat besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu) dan alumunium (Al) dengan filter karbon aktif, atau dengan penaburan Kapur Dolomit sebanyak 300 gram/m3 pada seluruh permukaan air kolam (jumlah Dolomit disesuaikan dengan luas kolam dan tinggi air yang direncanakan)

2. Penetesan bahan2 hasil fermentasi Yakult, Molases, Ragi, dan Air Kelapa sesuai dosis yang dianjurkan, hanya dilakukan hingga air kolam berubah berwarna menjadi Merah. Jika air kolam sudah berwarna Merah, maka penetesan hasil fermentasi tersebut harus dihentikan / di stop.

Proses perubahan air kolam menjadi Merah saat diberikan tetesan bahan2 hasil fermentasi itu adalah, diawali dengan perubahan air kolam menjadi warna Hijau bila matahari terang terus menyinari air kolam, selanjutnya dari air Hijau akan berubah menjadi warna Coklat dan akhirnya air kolam berubah menjadi warna Merah. Ketika sudah berwarna Merah, penetesan bahan-bahan fermentasi di stop / dihentikan.

Pada bagian lain, air kolam juga bisa berubah menjadi warna Hitam, jika proses penetesan bahan fermentasi pada air kolam tidak memperoleh sinar matahari yang cukup (karena sering hujan/mendung). Maka proses Red Water dapat disebut rusak, sebab itu sebelum air kolam menjadiwarna Hitam, maka segeralah air kolam di buang 10% dan di ganti dengan air yang baru 10% dan dilakukan dalam beberapa hari sambil terus diteteskan bahan2 hasil fermentasi tersebut sampai air berubah menjadi Merah.

3. Jika suatu hari mencium air kolam Merah mulai berbau, maka kurangi pemberian pakan/pelet atau dipuasakan sehari yang disertai dengan memberikan Kapur Dolomit pada air kolam. []

Foto Artikel : Ilustrasi.

----

Sumber :
Prof. Ibnu Sahidhir, Peneliti Bidang Perikanan pada Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Ujung Batee, Provinsi Aceh.

Dirangkum dan ditulis oleh :
Achmad Jauhari (Arie), Direktur Utama Radio KISS FM dan KISS TV Kabel Banda Aceh.

----

NOTE :

Aplikasi RED WATER SYSTEM (RWS) ini di persembahkan secara GRATIS kepada bangsa dan negara khususnya bagi para pembudidaya ikan lele dari Sabang hingga Papua. Sangat tidak dianjurkan untuk dikomersialkan dengan cara apapun,dengan alasan apapun dan oleh siapa-pun untuk kepentingan memperkaya diri pribadi dan kelompoknya.

Siapapun yang ingin menyebarluaskan informasi tentang Aplikasi RED WATER SYSTEM ini sangat diizinkan dengan tetap menyebutkan sumbernya dan tidak untuk tujuan dikomersialkan. Terima kasih. []


No comments: