DAFTAR ISI
DAFTARISI ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Penjabaran Makharijul Huruf Secara Rinci................... 2
B. Penulisan Hamzah diawal, ditengah,
dan diakhir Kalimat........................................................... 5........
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................ 10
3.2 Saran ................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur’an sebagai kitab yg berisi firman-firman Allah SWT. Sebagai umat islam telah seharusnya kita menjaga kitab yg menjadi pedoman umat islam. Al-qur’an merupakan kalam Allah jadi dalam sisi pembacaannya memiliki tata tutorial membacanya dalam pengertian kata kita mengenal ilmunya supaya tak terjadi salah pengertian dalam menyimak al-qur’an dan bacaannya haruslah tartil. Atas dasar tersebut para ulama menciptakan suatu disiplin ilmu dalam menyimak al-qur’an yaitu ilmu tajwid.
Ilmu tajwid tak hanya didalamnya menerangkan hukum-jukum wacana yg tersedia dlam al-qur’an. Dalam ilmu tajwid juga dibahas tentang makharijul huruf supaya dalam sisi pembacaannya ada perbedaan dalam semua huruf hijaiyyah. Huruf hijaiyyah memiliki sifat huruf dan sifat itulah yg membedakan masing-masing huruf hijaiyah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembagian terstruktur mengenai makharijul huruf dengan cara rinci ?
2. Bagaimana penulisan hamzah diawal, ditengah, dan diakhir kalimat ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pembagian terstruktur mengenai makharijul huruf dengan cara rinci
2. Mengetahui penulisan hamzah diawal, ditengah, dan diakhir kali
BABII
PEMBAHASAN
A.Penjabaran Makharijul Huruf Secara Rinci
Makhorijul huruf merupakan adalah daerah keluarnya huruf dalam melafalkan huruf al-Qur’an. Pengertian makhraj dari sisi bahasa merupakan daerah keluar. Sedangkan dari sisi istilah makhraj diartikan daerah keluarnya huruf. Mengetahui daerah keluarnya huruf-huruf hijaiyyah merupakan sangat penting sebab faktor ini menjadi dasar dalam melafadzkan huruf hijaiyyah dengan cara benar.[1]
Pengertian di atas mampu dipahami bahwa makhraj merupakan daerah keluarnya huruf-huruf yg telah ditentukan yaitu uruf hijaiyyah, dimana dalam menyimak al-Qur’an makhorijul Qur’an wajib diketahui dan sangatlah dipahami dalam rangka untuk menciptakan wacana al-Qur’an yg baik dan benar.
Tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyah (29) itu terbukti tak sedikit yg berpendapat, tetapi dari sekian pendapat yg paling tak sedikit diikuti oleh ulama qurro’ dan ahlul ada’ merupakan pendapat Syekh Kholil bin Ahmad an-Nahwiy. Adapun menurut beliau Makhorijul Huruf Hijaiyahitu ada 17 tempat, dan jikalau diringkas ada 5 tempat, yiatu : [2]
1. Al jauf(rongga mulut), yakni lubang panjang yg berada di belakang tenggorokan hingga ke mulut. Keluar darinya huruf-huruf mad yaitu ا و ي
2. Al Halq(tenggorokan), yg terbagi menjadi 3 bagian:
ü Tenggorokan tahap bawah, keluar darinya huruf ء dan ه
ü Tenggorokan tahap tengah, keluar darinya huruf حdan ع
ü Tenggorokan tahap atas, keluar darinya hurufغ dan خ
3. Al Lisaan(lisan), dibagi menjadi 10 tahap :
ü Pangkal mulut dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ق
ü Bawah pangkal mulut dengan langit-langit atas, keluar darinya hurufك
ü Tengah mulut dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ش, ي dan ج
ü Salah satu tepi mulut hingga pada ujungnya berpapasan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ل
ü Tepi mulut berjumpa dengan gigi geraham dan langit langit atas, keluar darinya huruf ض
ü Ujung mulut di bawah makhroj لbertemu dengan tahap atas dari langit-langit atas, keluar darinya huruf ن
ü Punggung mulut denga gusi atas, keluar darinya huruf ر
ü Ujung mulut dengan antara ujung dua gigi atas dan bawah [ dengan tetap ada lubang (celah) diantara keduanya yaitu antara ujung mulut dan 2 gigi atas dan bawah], keluar darinya huruf ص, سdan ز
ü Ujung mulut berjumpa dengan pangkal dua gigi atas, keluar darinya huruf ط ,دdan ت
ü Ujung mulut berjumpa dengan ujung dua gigi atas, keluar darinya hurufث, ذdan ظِ
4. Asy Syafataan(kedua bibir), yg terbagi menjadi 4 tahap :
ü Perut bibir bawah berjumpa dengan ujung dua gigi atas, keluar darinya huruf ف
ü Bertemunya antara bibir atas dan bawah dengan sedikit menekan, keluar darinya huruf ب
ü Bertemunya antara bibir atas dan bawah dengan menekan sedikit lebih ringan, keluar darinya huruf م
ü Bertemunya antara bibir atas dan bawah tetapi ada sedikit rongga, keluar darinya huruf و
5. Al Khoysyuum(pangkal hidung), keluar darinya sifat ghunnah (dengung), yaitu mim (م) dan nun (ن) yg bertasydiid. [3]
B. Penulisan Hamzah diawal, ditengah, dan diakhir Kalimat
a. Definisi Hamzah dan Alif
Hamzah merupakan huruf tertentu yg mendapatkan harokat.Alif merupakan huruf tertentu yg tak mendapatkan harokat. Contoh :
Huruf pertama didalam lafadz (أَمَرَ)adalah hamzah yg mendapatkan harokat, danhuruf terbaru dari lafadz (اَلْفَتَى) merupakan alif yg tak mendapatkan harokat.
b. Cara penulisan hamzah yg ada diawal kalimat
Hamzah yg ada dipermulaan kalimat baik hamzah washol alias qatha’itu ditulis dengan alif.Contoh : اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الَّذِى أَمَرَ النَّاسَ بِالصَّلَاةِ
Hamzah washol itu berada didalam 4 (empat) tempat, yaitu ;
1. Isim yg sepuluh (اِسْمٌ, اِسْتٌ, اِبْنٌ, اِبْنَةٌ, اِبْنُمُ, اِمْرُؤٌ, اِمْرَأَةٌ)
2. ال baik Al- Syamsiyah / Al- Qomariyah.
3. Fi’il amar dari fi’il tsulatsi mujarrod. Contoh : اُكْتُبْ, اِفْهَمْ
4. Fi’il madhi, mashdar, dan fi’il amar dari fi’il humasi dan sudasi. Contoh اِنْطَلَقَ, اِنْطِلَا, اِنْطَلِقْ, اِسْتَخْرَجَ, اِسْتِخْرَاجًا, اِسْتَخْرِجْ
Didalam empat daerah ini hamzahnya tak diletakkan diatas ataupun dibawah alif, tujuannya untuk membedakan antara hamzah washol dengan qatha.
Hamzah qatha itu berada diselain daerah yg telah disebutkan diatas. Ya’ni didalam isim mufrad, isim tatsniyah dan isim jama contoh : أَخٌ, أَخَوَانِ, أُخْوَةٌ. Dan didalam fi’il madhi dan mashdarnya fi’il tsulatsi, ruba’i. Contoh : أَسْراً,إِسْرَاراً, أَسَرَ, أسرَّ
Hamzah qatha ditulis diatasnya alif pengganti jika harokat hamzah tersebut fathah dan dlammah. Contoh ; أَمر, أُمر, أَكرم, أُكرم dan ditulis dibawahnya alif pengganti jika berharkat kasroh. Contoh : إِيْمَانٌ
Hamzah qatha tetap ditulis semacam diatas meskipun dimasuki huruf lain semacam ;
1. ال Contoh الأمر
2. لام جار Contohلأخرج
3. باء جار Contoh بأمر الله
4. همزة استفهام. Contohأأخرج
5. Huruf tanfis (سين) contoh سأقرأ,[4]
c. Cara penulisan hamzah ditengah kalimat
Hamzah yg berada ditengah kalimat itu memiliki lima model tulisan, yaitu :
1. Ditulis dengan alif didalam dua tempat, yaitu ;
a. Apabila berharokat sukun alias berharokat fathah sekalipun hamzah tersebut bertasydid disetelah huruf yg berharokat fathah sekalipun huruf tersebut bertasydid. Contoh يَأمُرُ, تَذَأّب, تبوَّأها, قرأَا
b. Apabila berharokat fathah yg berada disetelah huruf shahih yg mati dan seusai hamzah tersebut tak ada alif tatsniyah alias alif pengganti tanwin. Contoh جُزْأَيْن, مسْأَلَة, يُسْأَلُ, تَسْاَلُ, دَفْاَن, جُزْأَه
2. Ditulis dengan wawu didalam tiga tempat, yaitu :
a. Apabila berharokat dhommah yg berada disetelahnya huruf mati yg tidak hanya wawu alias ya dan tak ada wawu mad sesudahnya. Contoh أُرْؤُس, جُزْؤُه, سَمَاؤُه
b. Apabila berharokat dhommah yg berada disetelah harokat fathah yg tak menengah-nengahi diantara dua wawu dalam satu kalimat dan tak ada wawu jama sesudahnya. Contoh يَمْلَؤُه, أَؤُلْقِى الذَّكَرُ عَلَيه
c. Apabila berada disetelah huruf yg berharokat dhommah dan huruf tersebut bukan wawu bertasydid dengan syarat hamzahnya tak berharokat kasroh.
Contoh جُؤْجُؤان, يُؤَاخَد, سُؤّال, وضُؤَت, يَوْضُؤَانِ, اؤْتُمِن
Qaidah : setiap hamzah yg berharokat dhommah yg diiringi oleh huruf mad semacam bentuknya hamzah yg dibaca dhommah jadi bentuknya tersebut dibuang.
Maksudnya, hamzah tersebut ditulis mufrod kecuali huruf sebelumnya dan sesudahnya mampu disambung. Contoh فَئُوس menurut pendapat kedua ditulis dengan dua wawu, contoh فَؤُوس pendapat ketiga ditulis diatas wawu yg kedua seusai membuang wawu yg pertama, contoh فؤس, رؤس
3. Ditulis dengan ya’ didalam empat tempat, yaitu :
a. Apabila hamzah tersebut berharokat kasroh yg berada disetelah huruf yg berharokat, contoh سَئِم, بَئِيس, مَلَئِه, تتوضَّئِين, begitu juga dengan kalimat yg dimulai dengan hamzah istifham dan huruf kedua merupakan hamzah qatha yg berharokat kasroh. Contoh أَئِفْكا, أَئِن, أَئِدا, أَئِنَّا
b. Apabila hamzahnya berharokat kasroh dan huruf sebelumnya berharokat sukun. Contoh صائم, قائم, وضوئه, أسئلة
c. Apabila hamzahnya berharokat sukun dan huruf sebelumnya berharokat kasroh. Contoh برئت, برِّئت. Begitupula dengan fi’il madhi, amar dan mashdar binak mahmuz fa’ dari bab ifti’al. Contoh إئتمن, إئتمانا, إئتمن dan jika didahului oleh fa’ dan wawu yg masuk dalam satu kalimat dan selamat dari keserupaan jadi hamzah yg pertama dibuang dan hamzah yg kedua ditulis dengan alif sebab hamzahnya berharokat sukun dan berada disetelah huruf yg berharokat fatha. Contoh فأتزر, فأتزار, وأتمن, وأتمنه. Dan jika didahului oleh lafadz tsumma alias ada keserupaan, jadi hamzahnya tersebut tetap ditulis dengan ya’. Contoh ثم أتزر, فائتم
d. Apabila hamzahnya berharokat tidak hanya harokat kasroh dan huruf sebelumnya berharokat kasroh. Contoh رئة, سيئة, ناشؤنٍ .
4. Ditulis mufrod dalam empat tempat, yaitu ;
a. Apabila berharokat fathah yg berada disetelahnya alif.
Contoh تساءل, تضاءل, عباءة, رداءين, راءى, شاءا, رداءان
b. Apabila berharokat fatha alias dhommah yg berada disetelah wawu sukun. Contoh وضوءه, تبوءه, السوءى, ضوءان tetapi jika huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya mampu disambung jadi hamzahnya ditulis dengan diatas wadah. Contoh دفئا, دفئا, شيئا, شيئان
c. Apabila berharokat fatha yg berada disetelah huruf shohih yg mati dan disebelum alif tanwin dan alif tatsniyah. Contoh جزءا, جزءان
d. Apabila berharokat dhommah yg berada disetelahnya wawu didalam wazan مفعول, فعول alias hamzah tersebut ditulis dengan alif alias hamzah mufrod sebelum berada ditengah. Contoh مرءوس, موءودة, دءوب, وءول, قرءوا,جاءوا. tetapi jika huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya mampu disambung jadi hamzahnya ditulis diatas wadah. Contoh مسئول, مشئوم, سئول, قئول
Ditulis diatas wadah jika hamzahnya didahului oleh ya’ sukun. Contoh هيئة, جيئل, ييئس, شسئُك, شيئِه begitupula jika huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya mampu disambung jadi hamzahnya ditulis dengan memberi wadah semacam didalam daerah ke tiga dan keempat dari model keempat.
d. Cara penulisan hamzah diakhir kalimat
Hamzah yg berada diakhir kalimat itu memiliki dua model tulisan, yaitu :[5]
1. Ditulis hamzah mufrad jika huruf sebelum hamzah berharkat sukun alias berupa wawu bertasydid yg dibaca dhommah.Contoh جُزْءٌ, بُرْءٌ, مَلْءٌ, دَرْءٌ, مِلْءٌ, رِدْءٌ, مُنْءٌ, نَاءٍ,جَاءَ,شَاءَ,رِدَاءٍ,كِسَاءٍ,غِطَاءٍ,بُراَءٍ,وُضُوءٍ, وَتَبَوُّءِ
2. Ditulis dengan huruf yg sesuai dengan harkatnya huruf sebelumnya, jika huruf sebelumnya berharkat dan bukan wawu bertasydid yg dibaca dhommah.contohامْرُؤٌ,لُؤْلُؤٌ,تَهَيُّؤٌ,اِمْرِئٍ,مُتَهَيِّئٍ,يُبْرَأُ,مُهَيَّأٌ
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut pembahasan mampu disimpulkan bahwa Makhorijul huruf merupakan adalah daerah keluarnya huruf dalam melafalkan huruf al-Qur’an. Pengertian makhraj dari sisi bahasa merupakan daerah keluar. Sedangkan dari sisi istilah makhraj diartikan daerah keluarnya huruf. Mengetahui daerah keluarnya huruf-huruf hijaiyyah merupakan sangat penting sebab faktor ini menjadi dasar dalam melafadzkan huruf hijaiyyah dengan cara benar.
Dapat dipahami bahwa makhraj merupakan daerah keluarnya huruf-huruf yg telah ditentukan yaitu uruf hijaiyyah, dimana dalam menyimak al-Qur’an makhorijul Qur’an wajib diketahui dan sangatlah dipahami dalam rangka untuk menciptakan wacana al-Qur’an yg baik dan benar.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tetap tak sedikit kekurangan. Untuk itu kami menginginkan kritik dan saran dari pembaca, jadi nantinya makalah ini akan menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan semoga makalah ini mampu menunjukkan wawasan dan info yg lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Ali ustman al-qirtosi 2011, Darrotu-tilawah, dasar-dasar ilmu tajwid waqof-ibtida’, Pamekasan biro taman pendidikan alquran pp. Miftahul Ulum Bettet
Drs. H. Bambang Imam Supeno SH. MSc 2004, pelajaran tajwid, Surabaya. Insan Amanah
[1]Drs.H. Bambang Imam Supeno SH. MSc., Pelajaran Tajwid, (Surabaya,Insan Amanah,
2004), h. 10
[2]Ibid. h.11
[3]Ibid.
[4]Ibid. 15
[5]Ibid. 16